Selasa, 07 Mei 2013

PERUBAHAN YANG TERTUNDA DI MALAYSIA

Koalisi partai berkuasa Malaysia, Barisan Nasional, sudah meraih 120 dari 222 kursi yang diperebutkan dalam parlemen berdasarkan perhitungan jam 00.22 WIB (01.22, Senin dini hari di Kuala Lumpur, Malaysia). Artinya, koalisi ini menjadi pemenang pemilu dan tetap mempertahankan status quo yang berlangsung di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak.

Dalam waktu yang sama oposisi Pakatan Rakyat di bawah mantan deputi Perdana Menteri Anwar Ibrahim mendapat 70 kursi parlemen. Belum jelas, apakah Barisan Nasional akan mendapat 2/3 kursi parlemen atau 148 kursi.

Perdana Menteri Najib Razak dalam konferensi pers usai diumumkannya kemenangan Barisan Nasional mengatakan, "Saya ingin berterimakasih kepada para pemilih dan warga Malaysia yang memilih kami. Saya harap oposisi menerima hasil ini dan membiarkan prosesnya berjalan mulus."

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim berhasil mempertahankan kursi parlemennya dari daerah pemilihan Permatang Pauh, Penang, dan anak perempuannya Nurul Izzah unggul tipis (1800 suara) menghadapi seorang menteri dari koalisi partai berkuasa, Raja Nong Chik.

Selain Anwar Ibrahim, pemimpin koalisi oposisi lainnya, presiden PAS Datuk Seri Abdul Hadi Awang juga mempertahankan kursi parlemennya dari Marang. Koalisi Pakatan Rakyat juga mempertahankan posisi mayoritas mereka di negara bagian terkaya di Malaysia, Selangor, dengan meraih 38 dari 56 kursi.

Kemenangan besar menjadi milik politisi veteran berusia 72 tahun, Lim Kit Siang, dari salah satu partai yang tergabung dalam koalisi oposisi, DAP. Di Gelang Patah, Lim Kit Siang berhasil unggul dengan 15 ribu suara dan menyingkirkan menteri besar Johor, Datuk Abdul Ghani Othman, yang sudah empat kali menjabat selama 27 tahun terakhir.

Koalisi berkuasa, Barisan Nasional sempat mengalami pukulan setelah tiga menteri di kabinet pemerintahan, Tan Sri Bernard Dompok, Datuk Seri Kong Cho Ha dan Senator Datuk Raja Nong Chik Zainal, kalah dari kandidat partai oposisi. Namun Perdana Menteri Najib Razak menang di daerah pemilihannya, Pekan, dengan 35.613 suara mayoritas.

Komisi pemilihan memperkirakan, sekitar 80 persen dari 13 juta pemilih terdaftar (atau 10 juta orang) datang untuk memilih, rekor tertinggi kemunculan pemilih di pemilu Malaysia. Pada 2008, hanya ada 8 juta pemilih yang datang. Populasi total Malaysia adalah 28 juta orang.

Sengitnya pemilu kali ini terlihat dari berbagai indikasi kecurangan yang menjadi kekhawatiran banyak pemilih. Untuk pertama kalinya, Malaysia menggunakan tinta untuk penanda di jari penduduk yang habis memilih. Pemantau independen menyoroti adanya tinta-tinta yang dengan mudah dihapus karena botolnya sengaja tak dikocok. Selain itu, pemilih juga khawatir dengan isu 'phantom voters' atau pemilih gelap yang dibawa dari Bangladesh, Indonesia, dan Myanmar yang diangkut oleh pesawat setiap harinya dalam seminggu terakhir lewat Kuala Lumpur International Airport. Warga negara asing ini diduga akan diberi kartu izin tinggal jika memilih partai berkuasa.

Sejak 1957, kebijakan ekonomi dan politik Malaysia didominasi oleh blok partai berkuasa United Malays National Organisation (UMNO) yang kini tergabung dalam Barisan Nasional. Namun oposisi Pakatan Rakyat di bawah pemimpin de facto mantan deputi Perdana Menteri Anwar Ibrahim mencoba menawarkan perubahan dari kondisi status quo tersebut setelah sempat meraih peningkatan suara signifikan pada 2008.


sumber : http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/perubahan-yang-tertunda-di-malaysia-172451094.html#more-id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan